Adenium, Si Mawar Gurun
Tanaman perdu ini sangat memikat. Daunnya hijau mengkilat dengan urat terlihat jelas. Bunganya besar membentuk terompet dengan beragam warna. Uniknya lagi, pangkal batangnya menggembung mirip tanaman purba.
Adenium (adenium obesum) atau mawar gurun sering disebut kamboja Jepang. Melihat namanya, banyak orang mengira tanaman ini berasal dari Jepang. Padahal bunga cantik ini berasal dari dataran tandus Afrika. Pada dasarnya tanaman ini merupakan jenis succulent (batangnya banyak mengandung air) yang tumbuh di padang pasir. Untuk menampung cadangan makanan adenium menyimpannya di akar dan batang sehingga akar terlihat bengkak.
Mudah Diperbanyak
Adenium bisa dikembangbiakan dengan beragam cara. Seperti biji, stek batang, sambung pucuk dan pencangkokan. Masing-masing cara mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tanaman asal biji mempunyai perakaran yang kuat dan lebih cepat menggembung, namun perlu waktu lama. Mencangkok juga pilihan yang tepat. Cara ini dilakukan dengan batang yang tidak terlalu muda/tua. Kupas kulit batang dan bungkus dengan tanah berhumus. Setelah 2 bulan, biasanya muncul akar dan batang siap ditanam sebagai tanaman baru. Stek batang juga sering dilakukan. Potong batang dengan pisau tajam. Olesi bekas pangkasan dengan obat perangsang akar (Bioroota/Rooton) dan fungisida(Dithane M-45). Biarkan 10 hari ditempat yang teduh/sejuk hingga bekas luka potongan mengering. Tanam di media yang sudah disiapkan.
Sarat Tumbuh
Adenium dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah maupun tinggi. Tanah yang porus, gembur dan berdrainase baik merupakan media tanam yang baik. Gunakan pasir halus, tumbukan batu bata merah, tanah kebun dan kompos dengan perbandingan 1:1/4:1/2:1. Jika Anda menanam dalam pot, pilih pot dengan permukaan berpori seperti tembikar, tanah liat atau semen cor. Pot plastik kurang disarankan karena kelembabannya tinggi dan bisa mengakibatkan kebusukan tanaman.
Karena habitatnya dari padang pasir, adenium sangat suka bermandikan sinar matahari. Letakkan tanaman di area terbuka dan terkena sinar matahari langsung sepanjang hari. Agar adenium tampil lebih prima, beri pemupukan dengan unsur nitriogen tinggi di saat masa pertumbuhan. Jika tanaman siap berbunga, tambahkan unsur fosfor untuk merangsang munculnya kuncup bunga. Hal yang harus diperhatikan, siram seperlunya karena adenium lebih suka kekeringan daripada kelebihan air. Air yang menggenang menyebabkan busuk akar. Agar terbebas dari penyakit, beri penyemprotan pestisida dan fungisida secara berkala pada tanaman dan sekitar media. Jika Anda merawat dengan benar, adenium pasti akan membalas kebaikan Anda dengan munculnya bunga cantik di ujung batang. Selamat berkebun!
Tek: Budi Sutomo
Read more!
0
comments
Adenium, Kamboja yang Mirip Bonsai
Jakarta – Adenium obesum di Indonesia dikenal dengan sebutan kamboja jepang. Nama adenium lebih disukai pehobi, pasalnya kamboja selalu dikaitkan dengan kuburan. Adenium memikat para penggemar tanaman hias karena variasi warna bunganya kaya dan indah. Ditambah lagi bentuk akarnya yang membesar bila telah tua. Inilah yang membuat sosoknya jadi unik dan mirip bonsai.
Sebetulnya adenium sama sekali berbeda dengan kamboja. Walau masih dalam satu keluarga, yaitu Apocynaceae, namun ada beberapa perbedaan yang mencolok di antara keduanya.
Coba saja lihat bentuk daun dan akar antara kedua tanaman tersebut. Bentuk adenium jauh lebih kecil dibanding daun kamboja. Akar adenium mampu membesar seperti umbi dan meliuk ke kiri-kanan. Bagian inilah yang berfungsi sebagai penyimpan air. Sedang pada kamboja tak dapat dijumpai bentuk akar seperti itu.
Dari sosoknya pun adenium dan kamboja punya perbedaan yang kentara. Adenium punya sosok yang kecil hingga amat cocok sebagai tanaman penghias teras rumah. Sedang kamboja memiliki sosok yang tinggi dan besar sehingga sering dipakai sebagai tanaman pelindung, di samping fungsi penghias.
”Itu sebabnya, saya lebih suka menyebut tanaman ini adenium ketimbang kamboja jepang. Kalau orang dengar (nama) kamboja biasanya langsung terbayang tanaman yang besar,” ujar Candra Gunawan, pehobi sekaligus pengusaha tanaman hias di bilangan Sawangan, Depok.
Sedang di Cina, adenium punya nama Fook Hui Hwa yang artinya, bunga keberuntungan. Dan di Thailand dianggap sebagai bunga selamat datang (choa chuem).
Tanaman Gurun
Iklim tropis Indonesia menjadi lokasi yang cocok bagi pertumbuhan tanaman ini. Di habitat aslinya, adenium merupakan tanaman semak yang tumbuh liar di daerah gurun yang panas. Tanaman ini menyimpan air di dalam akarnya sehingga dapat bertahan hidup di daerah yang kering. ”Karena mampu menyimpan air, dia termasuk tanaman sukulen,” kata Candra, pehobi yang belakangan serius menekuni usaha komersial adenium. Jadi, istilahnya tanaman bandel .
Adenium berasal dari daerah gurun pasir di daratan Afrika dan jazirah Arab, seperti Senegal sampai Sudan, Kenya, Tanzania, Mozambique, Namibia dan sekitarnya. ”Dari Pantai Timur Afrika sampai Afrika Selatanlah,” sebut Candra. Kalau di Arab, tersebar di Oman, Saudi Arabia dan Yaman. Karena berasal dari gurun pasir maka adenium punya julukan desert rose, mawar padang pasir.
Melihat tempat asalnya, adenium merupakan tanaman yang memerlukan sinar matahari penuh, tak perlu banyak air dan menyukai media tanam yang porous - berliang renik. Bila ketiga hal tadi dipenuhi, dijamin adenium bakal tumbuh subur. Di tempat asalnya, tanaman yang subur tingginya bisa mencapai sekitar empat meter.
”Dibanding anggrek, merawat adenium tak terlalu susah. Kalau kita lupa nyiram anggrek dua-tiga hari saja bisa mati. Kalau adenium sampai dua minggu pun tahan tidak disiram,” ujar sang empunya Godongijo Nursery. Soal pemupukan dan perawatan terhadap hama pun lebih gampang ketimbang anggrek. Kemudahan-kemudahan itu, membuat Candra yakin dalam waktu dekat bakal digemari pehobi tanaman hias. ”Memang perlu waktu dan butuh promosi yang cukup gencar, tapi saya yakin tanaman ini bakal digemari.”
Melihat peta dunia, tren adenium tak seragam. Di Thailand, tren tanaman ini baru saja melewati masa puncaknya. Sekitar tiga tahun silam, adenium booming di negeri gajah putih itu. Namun di Cina, Taiwan dan Amerika perkembangan adenium relatif sama dengan kondisi di Indonesia. Sama-sama punya grafik popularitas yang terus merangkak naik. Tiap pameran flora eksotik digelar, adenium selalu jadi incaran kolektor. Jangan kaget jika sepohon adenium tua dengan bentuk bongkol besar, harganya mencapai Rp 50 juta.
Pelepas Lelah
Kebanyakan masyarakat jatuh cinta pada tanaman ini sebab keindahan bunga. J.E. Mujiono (49), pehobi tanaman mengaku tertarik adenium gara-gara kepincut keindahan bunganya. ”Bunga-bunga yang ditampilkan bisa memberi inspirasi dan pelepas lelah. Biasanya sehabis bekerja, saya selalu melihat-lihat koleksi tanaman berbunga di rumah. Termasuk adenium ini.”
Di kala senggang, bapak berputra dua ini tak pernah absen untuk berjalan-jalan bersama sang istri mencari koleksi adenium terbaru. Warna dan bentuk bunga yang unik selalu jadi pertimbangan mereka. Dibanding anggrek, perawatan adenium lebih mudah. Juga bunganya beragam warna dan masing-masing cantik.
Sosok adenium yang menyerupai tanaman bonsai juga mampu mencuri perhatian para pehobi. Makin tua, akar adenium akan makin membesar seperti umbi. Akar gendut ini akan meliuk ke kiri-kanan hingga membuat penampilannya bertambah unik.
Di pembibitan milik Candra, bahkan ditemukan bentuk akar yang menyerupai kelamin lelaki dan dada wanita. Makanya oleh kolektornya, kedua dijuluki female and male adenium.
Kesan tua akan terpancar kuat bila akar gendut itu ditonjolkan keluar sehingga pemakaian pot bonsai yang ceper dapat mengkatrol penampilan adenium. Yang harus dicermati, jika ingin akar tanaman besar, adalah perlakukan tanaman sesuai sifat aslinya.
Pertumbuhan akar tanaman ini akan baik jika media tanam yang digunakan sesuai. Selain itu faktor penyiraman juga berpengaruh.
Menurut Octa Sugih (29), pehobi adenium yang juga pemilik ”Red Flower Nursery”, bunga adenium berbentuk terompet dan terdiri dari 5 helai petal (mahkota bunga).
Di dalam corong (terompet) bunga terdapat benang sari. Bentuk petal (mahkota bunga) sangat bervariasi, ada berbentuk bintang, bergerigi, ujung petal terpotong sampai ujung yang membulat.
Secara umum, bentuk bunga adenium bisa dibagi menjadi tiga, yaitu berbentuk bintang (Adenium ”Crimpson Star”), bintang dengan tepi bergerigi (Adenium obesum) dan bulat (Adenium swazicum).
Dahulu bahkan sampai kini pencinta tanaman hanya tahu warna bunga adenium merah muda atau pink. Ternyata secara diam-diam adenium di Indonesia merayap naik dan hadir dengan aneka warna.
Sekarang telah ditemukan atau disilangkan lebih kurang 100 warna. Dari yang putih bersih, loreng-loreng sampai merah tua dengan pinggir bunga berwarna hitam. Bagian corong bunga juga bervariasi. Ada yang polos putih, polos kuning, polos merah dan bergaris-garis.
Hama
Agar adenium rajin berbunga, Candra dan Octa sama-sama menyarankan untuk melakukan pemangkasan pada tanaman. Batang adenium yang dibiarkan tumbuh memanjang akan memberi kesan berantakan.
Lagipula pemangkasan batang utama bisa dilakukan sesuai keinginan kita. Kalau ingin bentuk tanaman yang agak tinggi maka batang yang dipotong sebaiknya agak tinggi pula.
Selain batang utama, pemangkasan cabang juga harus dilakukan. ”Ini kunci untuk mendapatkan bunga adenium dalam waktu yang lama. Bisa tahan sampai dua bulan,” kata Candra. Dengan dipangkas, batang atau cabang akan menghasilkan tunas baru lebih dari satu. Dari tunas itu akan muncul bunga.
Pemangkasan cabang juga berfungsi memutus siklus hidup hama dan penyakit. Salah satu musuh besar adenium adalah spider mite. Hewan ini seperti tungau berwarna merah, kuning muda, hijau tua, coklat muda dan hitam. Dia bersarang di bagian bawah daun dan ketiak daun. Bila bagian atas daun berwarna kusam dan terlihat mengkerut, artinya tanaman terkena gejala serangan hama tersebut.
Saat ini, banyak ditemukan varietas baru adenium. Candra sendiri punya sekitar 100 varietas tanaman. ”Rekan saya di Amerika baru-baru ini dapat hibrida yang punya bunga wangi dan warnanya merah tua. Menurut saya, itu sebuah terobosan besar.” Apa pasal? Dengan ketemunya jenis yang mampu mengeluarkan bunga yang harum dan warna cerah tentu akan makin memperkuat pesona adenium. Kalau sudah begitu, siapa sih yang nggak kepincut.
(SH/bayu dwi mardana/gatot irawan)
Source: http://www.sinarharapan.co.id/feature/hobi/2002/122/hob1.html
Read more!
0
comments
Ganti Pot Lama Agar Selalu Berbunga
Tanaman satu ini dikenal karena keindahan daun dan bunganya. Tapi, seringkali ia tak mau berbunga. Bagaimana mengatasinya?
Seorang penggemar berat adenium mengeluh, "Kenapa bunga adenium saya jadi kusam dan daunnya layu, ya?" Padahal, sambungnya, "Dulu rajin berbunga, lo. Bunganya pun cerah, merah tua dengan kombinasi putih di bagian tengah. Yang paling eksotis bonggolnya, gede berbenjol-benjol, menggelembung.
" Belum lagi pemupukan yang tak pernah telat, juga penyemprotan pestisida. "Tapi kenapa adenium saya tak lagi seperti dulu?" tanyanya lagi.
Selidik punya selidik, tanaman adenium itu ternyata sedang "sakit." Terjadi ketidakseimbangan antara pertumbuhan tanaman dengan kondisi ruang lingkungan pot yang ada. Akar-akarnya sudah semakin besar dan lebat, batangnya juga makin membesar, sementara kondisi ruang gerak-hidup dan ketersediaan nutrisi amat terbatas. Akar-akar tadi telah memenuhi bagian atas media. Kalau sudah begini, ujung-ujungnya adenium akan mogok berbunga. Daunnya pun tak lagi hijau segar.
Terjadilah persaingan. Berebut hara. Berebut ruang gerak-hidup. Berebut sinar matahari. Akhirnya jumlah daun makin sedikit, tumbuhnya lambat, layu, dan akhirnya menguning. Pertumbuhan tunas dan cabang juga sangat lambat. Yang lebih parah, bunga ngambek, tak mau lagi muncul.
Ya, meski pemupukan rajin dilakukan, namun media tanam yang sudah "tua", katakan saja lebih 2 tahun, membuatnya tak layak lagi mengolah nutrisi. Pendek kata, media tanamnya sudah rusak. Jadi, dipupuk dengan pupuk apa saja, dan sebanyak apa pun, tidak akan menyuburkan tanaman. Solusinya, media tanam itu perlu diganti. Lakukan repotting, ganti pot lama dengan pot baru, termasuk media tanamnya.
Bagaimana cara melakukan repotting adenium? Simak 5 langkah berikut:
1. Siapkan Pot Baru
Pilih pot baru dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan pot lama. Jangan lupa untuk memilih "pot bonsai" agar bonggol adenium terlihat indah di atas media. Bentuk pot ada yang bundar, ada pula yang oval. Perhatikan jarak antara bibir pot dengan pangkal batang, yang ideal sekitar 8 - 10 cm. Dengan jarak selebar itu, di samping gerakan akar lebih leluasa, juga lebih indah dipandang.
2. Ganti Media Tanam
Adenium termasuk tanaman zerofit. Artinya, cocok hidup di daerah kering. Untuk itu, ia membutuhkan media yang berongga (porous). Itu berarti, adenium tidak menyenangi media yang kuat mengikat air. Bisa-bisa akarnya malah membusuk. Jadi, gunakan media porous antara lain coco peaf (serbuk sabut kelapa), arang sekam padi, pasir kasar, pecahan arang kayu, pecahan batu apung, dan pupuk kompos atau pupuk kandang yang sudah matang.
Tersedia sekurang-kurangnya 3 pilihan media sebagai berikut: (a) Campuran pecahan batu apung berdiameter 0,25-0,50 cm, lalu arang sekam, dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1, (b) Campuran pasir kasar, arang sekam, dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1; dan (c) Campuran pasir kasar, coco peaf dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1.
Jangan lupa, dasar pot diberi arang kayu kira-kira seperempat tinggi pot agar air tidak mampat. Barulah kemudian media tanam dimasukkan ke dalam pot baru hingga memenuhi setengah dari tinggi pot.
3. Keluarkan dari Pot Lama
Keluarkan tanaman adenium dari dalam pot lama. Caranya, siramlah tanaman, lalu dinding pot diketuk-ketuk melingkar. Setelah itu, jungkirkan posisinya sembari menahan tanaman. Yang penting, jaga jangan sampai tanaman rusak, misalnya akarnya terputus.
Siram akar-akarnya hingga tanah yang menempel jadi larut. Lalu, potong akar-akar yang sudah tua, tapi sisakan sekitar 2 - 3 cm. Gunakan gunting tajam agar tidak mengotak jaringan akar.
4. Rendam Pestisida
Akar yang sebagian dipotong, tentu akan meninmbulkan luka. Nah, dari luka itulah ada kemungkinan akan memicu tumbuhnya jamur. Jadi, bagian akar dan bonggol tanaman tersebut direndam dalam pestisida guna menolak datangnya jamur. Misalnya dengan pestisida Agrimex, Mansote, atau Dagonil. Perendaman cukup 15 menit.
5. Tanam Pot Baru
Sesudah direndam pestisida, batang adenium diangkat, lantas dimasukkan ke dalam pot baru yang telah disiapkan. Tutup dengan media tanam yang masih tersisa hingga setinggi leher pot. Berikutnya, tanaman adenium disiram air bersih.
Usai repotting, tanaman adenium sebaiknya diletakkan di tempat teduh dan terlindung dari hujan. Pasalnya, adenium yang baru saja direpotting biasanya cukup rentan terhadap perubahan cuaca. Setelah sekitar 2 minggu, adenium boleh diletakkan di tempat yang terbuka atau panas.
WASPADA SERANGAN SANG LABA-LABA
Dewasa ini ada 3 hama yang "akrab" dengan tanaman adenium. Apa saja dan bagaimana mengendalikannya?
1. Spider Myte
Orang menyebutnya "laba-laba merah" (Spider Myte). Ia sejenis tungau yang amat kecil dan warnanya merah. Sasaran pokoknya daun-daun adenium. Akibatnya, daun menjadi layu, pucat, lalu berubah cokelat. Selanjutnya, daun menjadi keriting dan rontok, dan bila dibiarkan tanaman bisa mati.
Jika serangan masih ringan, cepat-cepat singkirkan tanaman yang diserang. Atau pangkas daun-daun yang sudah dilahap laba-laba merah. Namun, jika serangan sudah berat, semprot dengan pestisida, seperti Omnite atau Kelthane. Dosis dan frekuensi penyemprotan sesuai petunjuk yang ada. Atau disemprot tiga kali seminggu, dengan dosis setiap penyemprotan 1 cc per 1 liter air.
2. Fungus Gnats
Nama kerennya Fungus Gnats, namun juga akrab dipanggil "lalat hitam." Hama lalat ini amat kecil. Saat masih wujud larva, ia merusak akar dan batang adenium. Setelah dewasa berupa lalat, bidikannya lebih tertuju pada kuncup bunga adenium sebelum bunga itu mekar. Tandanya, ada bintik-bintik hitam di seputar kuncup bunga, lalu kuncup itu membusuk. Kalau sudah begini, atasi dengan pestisida Benlate atau Dithane, dengan dosis 1 cc per 1 liter air. Lakukan saban hari sampai lalat hitam itu punah.
3. Mealybug
Hama Mealybug adalah kutu kecil berwarna putih. Jika diamati, mirip tepung putih ketika sudah menyebar. Biasanya, Mealybug menyerang daun dengan cara mengisap cairan daun tersebut. Lama kelamaan, daun pun rusak dan pertumbuhan tunas terhenti. Akhirnya, daun-daun rontok, tanaman mati.
Ada baiknya serangan kutu putih ini dipantau sejak dini. Bila serangan masih ringan, segera potong daun-daun yang terserang, lalu bakar. Namun, jika serangan sudah menghebat, semprot dengan pestisida, seperti Malathion, Dimacide, atau Pegasus dengan dosis dan frekuensi penyemprotan sesuai petunjuk pada label.
Source :http://www.tabloidnova.com/articles.asp?id=10191
Read more!
0
comments
Membuat Adenium Rajin Berbunga
JAKARTA – Adenium bentuknya memang unik. Apalagi jika berbunga, cantik sekali. Kini banyak silangan adenium yang menampilkan bunga dengan bermacam warna. Tapi sayangnya jika sekali berbunga, ditunggu-tunggu yang selanjutnya lama baru berbunga.
Padahal, adenium bisa dibuat berbunga sepanjang waktu. Chandra Gunawan, pehobi adenium, telah membuktikannya di Godongijo, nursery-nya yang luas di Sawangan (Bogor). Berikut ini tipsnya agar tanaman asal gurun pasir itu rajin berbunga.
Pemangkasan adalah kuncinya. Batang adenium yang tumbuh memanjang akan memberi kesan berantakan. Pemangkasan batang utama bisa dilakukan sesuai dengan keinginan pehobi. Kalau mau yang bentuknya tinggi maka batang yang dipotong juga agak tinggi pula.
Selain batang utama, pemangkasan cabang juga dilakukan. Tujuannya agar tampil rimbun. Pemangkasan cabang tersebut, juga bisa memutus siklus hidup hama dan penyakit, serta kunci utama untuk membungakan adenium secara serempak di tiap cabangnya.
Pemangkasan itu akan menghasilkan tunas-tunas baru di tiap cabang yang dipangkas. Dari tunas baru inilah, nanti bakal keluar bunga. Tapi yang harus diperhatikan sebelum melakukan penggundulan, pastikan tanaman itu sehat dan media tanamnya subur. Pemberian pupuk slow release atau NPK sebaiknya dua minggu sebelum ”eksekusi” itu.
Menurut Chandra, yang jarang diperhatikan oleh pehobi adalah kesterilan alat pemotong. Gunting atau pisau yang dipakai sering kali kotor.
Peralatan yang tidak steril seringkali menyebabkan kegagalan. Sebab bekas irisannya menjadi busuk yang bisa merembet ke bagian lain. Harapan untuk memperoleh adenium yang indah, sirna karena kecerobohan.
Sebaiknya pemangkasan dilakukan di pagi hari agar bekas potongan bisa cepat kering. Tidak disarankan penggundulan itu dilakukan di musim hujan, sebab batang yang baru terpotong bila terkena air akan membusuk.
Jika adenium yang sudah gundul sejak awal dalam kondisi bagus, tanaman sehat dan kondisi medianya subur maka dalam tujuh sampai 12 hari sesudah pemangkasan akan tumbuh tunas-tunas baru dan enam sampai delapan minggu kemudian muncul kuncup bunga.
Jangan lupa menaruhnya di tempat yang mendapat matahari minimal tujuh jam per hari. Sebab tanaman ini menyukai sinar matahari. Jika tidak terkena matahari maka proses pembungaan akan gagal. Kuncup yang sedang terbentuk bisa gagal.
(SH/gatot irawan)
Source: http://www.sinarharapan.co.id/feature/hobi/2003/0129/hob2.html
Read more!
0
comments