Kontes Akbar Adenium Walikota Cup Kota Tangerang 2007
Selama 24 jam, 5 tim juri yang tergabung di Komite Independen Penjurian Adenium itu dikarantina di sebuah bungalow. Pasca 'pingitan' mereka menilai 245 peserta kontes 24 jam. Kertas kerja penilaian juri diolah komputer selama sehari semalam. Dari kerja tim selama 72 jam ditetapkan 42 tanaman terbaik di ajang kontes adenium terakbar. Mereka mengiringi 'kelahiran' Adenium arabicum batang tunggal yang dinobatkan sebagai grand champion.
Munculnya arabicum setinggi 2 m di arena Kontes Akbar Adenium Walikota Cup Kota Tangerang 2007 itu menggegerkan komunitas adenium di bumi Nusantara. 'Sejak masuk arena, saya telah memprediksi arabicum itu bakal menjadi grand champion. Penampilannya benar-benar mempesona,' kata Eddi Sebayang, hobiis di Tangerang.
Pantas perjalanan pendatang baru dari Yogyakarta itu berjalan mulus. Ia menjadi yang terbaik di kelas arabicum di atas 60 cm setelah menyingkirkan 25 pesaing. Dua saingan terberat arabicum di pot 18 dan 19 asal Surabaya bertekuk lutut dengan selisih 6,1 poin.
Grand championjavascript:void(0)
Mempublikasikan Posting
Usai menang di kelas arabicum besar, koleksi Halley S itu bersaing memperebutkan gelar grand champion. Ia melawan 29 pemenang 1-3 dari 8 kategori. Lagi-lagi arabicum berumur 20 tahun itu tampil menonjol. Ia mengungguli jawara total performance besar yang pernah merengkuh gelar grand champion di Blitar (baca: Blitar 1st National Flora Festival Walikota Cup Bunga Ra Chine Pandok di Tubuh Obesum, hal 126). 'Bunga pemenang Blitar rontok akibat hujan dan perjalanan jauh,' kata Tjandra Ronywidjaja, salah satu juri.
Munculnya arabicum berbatang tunggal sebagai grand champion itu meruntuhkan anggapan caudex arabicum mesti membukit dengan percabangan tegak yang banyak. 'Dulu sosok berbatang tunggal dianggap karakter somalense. Ternyata beberapa arabicum setek tampilan alaminya seperti itu,' kata Aris Budiman, juri kehormatan asal Yogyakarta.
Konon sang jawara itu disetek saat berukuran setelunjuk jari orang dewasa. Artinya, pekebun adenium Thailand telah mempersiapkan perbanyakan setek arabicum dari cabang sejak 25 tahun silam. Itu berbeda dengan kondisi di Indonesia. Cabang-cabang hasil pemangkasan arabicum dibuang percuma.
Unik alami
Lomba bertajuk Kontes Akbar Adenium Walikota Cup Kota Tangerang 2007 itu menjadi tonggak sejarah untuk kelas unik. Dari 245 peserta kontes, tercatat 46 peserta masuk kelas unik alami dan 24 unik kreasi. Artinya kelas unik menyumbangkan 28% peserta. 'Ini luar biasa. Selama ini kontes di Jawa Timur dikenal sebagai gudangnya adenium unik. Ternyata Tangerang mampu menyalipnya,' kata Andy Solviano Fajar, juri asal Solo.
Dari banyaknya peserta di kelas unik itu muncul pula fenomena baru. Banyak peserta di kelas unik alami menghadirkan keunikan asal mutasi. Sebut saja kristata berbentuk kujang dan spiral. Dari sanalah muncul wacana untuk menambah 1 kategori kelas unik: unik mutasi.
Setelah diskusi panjang, 5 juri-Andy Solvinao Fajar, Tjandra Ronywidjaja, Andre Moedjiono, Syah Angkasa, dan Destika Cahyana-sepakat menentukan pemenang. Adenium kristata bertema tanduk rusa mengalahkan saingan terberatnya, tebing. Itu kebalikan dengan kontes adenium di Bumi Serpong Damai November 2006 silam. Tebing menjadi yang terbaik dan tanduk rusa di posisi runner up. Tebing pun menjadi jawara kelas alami di kontes Blitar.
Terbesar
Kontes yang digelar di lapangan parkir Metropolis Town Square itu disebut-sebut sebagai yang terbesar. Itu ditandai dengan jumlah peserta yang mencapai 245 dan nilai hadiah terbesar, Rp25-juta untuk grand champion atau Rp60-juta untuk total hadiah. Peserta pameran pun mendapat doorprize berupa 3 kendaraan roda 2. 'Di dunia belum ada komunitas adenium yang menghadirkan kontes sebesar ini secara kualitas dan kuantitas,' kata Aris Budiman.
Penyelenggaraan yang jor-joran itu bukan tanpa tujuan. Menurut Wahidin Halim, Walikota Tangerang, penyelenggaraan itu menjadi tonggak sejarah bagi pemain-pekebun, pemilik nurseri, dan hobiis-adenium. 'Dari sini kita bertekad untuk mengalahkan Thailand dalam adenium,' paparnya. Itu bukan omong kosong. Empat pengunjung pameran dari Thailand dan Taiwan yang hadir di kontes itu menggeleng-gelengkan kepala menyaksikan adenium yang berasal dari negaranya berkembang luar biasa di Indonesia. (Destika Cahyana)|Source : http://www.trubus-online.com