Kontes Adenium Malaysia - Mekar Carmello di Pulau Pinang
Dua bulan menjelang Pesta Bunga Negeri Pulau Penang 2007 menjadi hari terberat buat Tan Chor Chew. Setiap kali hujan datang, ia membopong payung raksasa berdiameter 3 m untuk menaungi Adenium obesum berumur 18 tahun. Cabang dan ranting mawar gurun itu dipangkas supaya kompak. Pupuk dibenamkan agar shabi star itu tumbuh subur. Jerih payahnya tak sia-sia. Di arena Kontes Adenium Pulau Penang, obesum berbunga camello bertaburan kembang itu merengkuh gelar paling bergengsi: best in show.
Penampilan carmello itu memang luar biasa. 'Kesan pertama tanaman sangat memikat. Mulai dari kompaknya bunga, sampai tampilan caudek yang selaras dengan keseluruhan tanaman. Apalagi kaki tanaman terbebas dari akar serabut yang tidak beraturan,' kata Anex Karnchanapongse, koordinator juri asal Thailand. Jawara di kelas medium itu pun melenggang meninggalkan 3 pesaing berat-kampiun di kelas small, large, dan extra large-tanpa perlawanan berarti.
Munculnya carmello sebagai juara seolah menegaskan prediksi pemain adenium di Pulau Penang, Malaysia. 'Carmello tergolong bunga berdarah cryspum (seperti harry potter, red). Bunga berdarah cryspum cantik dengan strip di kelopak bunga. Ia rajin berbunga dan mampu tampil lebat,' tutur Pong Kok Kiong, pemilik 2M Adenium Garden, yang kerap menyilangkan adenium. Menurut Pong, karena sifatnya itu, kelak bunga-bunga berdarah cryspum bakal menjadi idola publik Malaysia.
Ucapan Pong itu bukan omong kosong. Dari total 12 juara di kontes, sebanyak 41% berdarah cryspum hibrid. Sebut saja harry potter yang merebut juara ke-1 di kelas small dan juara ke-2 di kelas large. 'Harry potter seperti menyihir komunitas tanaman hias di Malaysia. Bunga itulah yang membuat demam adenium di negeri ini,' ujar Anant Kulchaiwatna, juri asal Thailand. Pada kontes, cryspum hibrid jadi primadona.
Seru
Kompetisi yang digelar di Taman Botani Pulau Penang itu menampilkan 2 kelas paling seru: medium dan small. Maklum, lomba hanya dibagi menjadi 4 kelas. Small tanaman berukuran kurang dari 35 cm; medium, 35-90 cm; large, 90-150 cm, dan extra large, di atas 150 cm. Semua tanaman aneka spesies-obesum, arabicum, somalense, dan swazikum-digabung menjadi satu asal berukuran sama. 'Ini kontes kedua di Pulau Penang. Pembagian kelas masih mencari format yang baku,' kata Khor Oi Meng, salah satu panitia.
Di kelas medium sebanyak 55 peserta beradu cantik memperebutkan gelar bergengsi. Menurut Anant, untuk ukuran pemula, kualitas peserta termasuk bagus. Dari 55 peserta terpilih 8 yang layak dinilai lebih rinci oleh 3 juri. Akhirnya, 3 juri- Anex Karnchanapongse, Anant Kulchaiwatna, dan Destika Cahyana, wakil dari Indonesia-sepakat menobatkan carmello sebagai yang terbaik. Ia mengempaskan daeng siri milik Wee Ta Enterprise yang mesti puas di posisi kedua.
Di kelas small kompetisi jauh lebih ketat. Semula dari 23 peserta hanya terpilih 5 tanaman yang layak dinilai. Sepot adenium harry potter penghuni pilar nomor 13 tersingkir dari voting tahap pertama di atas kertas. Dua juri memilih, sementara 1 juri menolak. Padahal, untuk masuk ke tahap penilaian lebih rinci setiap tanaman mesti dianggap layak oleh 3 juri. Setelah melalui diskusi panjang di depan tanaman, diputuskan untuk memasukkan 'sang penyihir' sebagai tanaman yang layak dinilai.
Hasil yang tak terduga justru terjadi pascapenilaian rinci. Harry potter milik Soon Lin Keong itu mengumpulkan poin terbanyak: 83,6. Ia mengalahkan saudara selubuknya-juga milik Soon Lin Keong-yang menjadi favorit sebelumnya. Toh, semua juri sepakat mengesahkan adenium setinggi 33 cm itu sebagai juara. 'Setelah diakumulasi, kelebatan bunga juara pertama menyodok jauh. Sebaliknya kesan pertama runner up berkurang karena lilitan kawat masih menempel. Padahal, proporsi bunga dan daun runner up tergolong bagus,' kata Anex.
Barometer tren
Kontes yang digelar pada 26 Mei 2007 itu kontes kedua di negeri Pulau Penang, Malaysia. Sebelumnya, lomba serupa digelar pada November 2006. 'Tren adenium di Pulau Penang memang baru 1-2 tahun terakhir. Ini tren tahap kedua, 20 tahun silam adenium pernah populer, tapi tak seramai sekarang,' ujar Teh Chin Chai, pemain adenium di Simpangampat, Pulau Penang. Toh, tren yang baru mulai itu tak menyurutkan peserta untuk mengikuti kontes. Sebanyak 101 peserta turut ambil bagian dalam lomba yang bertema 'Mekarlah Penang.' Mereka berasal dari Pulau Penang serta negara bagian tetangga: Kedah dan Perak.
Gambaran itu mengingatkan tren adenium di Indonesia 3 tahun silam, tepatnya Agustus 2004. Ketika itu lomba baru digelar 1-2 kali, paling hanya diikuti 30-50 peserta. Kini peserta kontes adenium mencapai 265 peserta. 'Dari perbandingan itu, tren adenium di Malaysia bakal mengikuti Indonesia,' kata Khor Oi Meng, importir tanaman hias di Malaysia.
Lantaran masih belia, Pulau Penang masih mencari format penjurian baku. Mulanya mereka hanya menilai tanaman dengan kriteria keanggunan, kelebatan bunga, dan penampilan keseluruhan. Sistem itu lalu dipadukan dengan ala Thailand dan Indonesia. 'Itulah tujuan kami mengundang juri dari Thailand dan Indonesia,' papar David Goh Thean Poh, koordinator panitia kontes adenium. Akhirnya diputuskan untuk menilai tanaman dari kesan pertama, keseimbangan dan keselarasan, perbandingan bunga dan daun, serta kesehatan.
Penilaian pun dilakukan 2 tahap: penyisihan dan final. Pada tahap penyisihan, hanya tanaman yang dipilih bulat oleh 3 juri berhak masuk ke tahap berikutnya. Setiap juri memilih tanaman di atas kertas lalu mencocokkan dengan juri lain. Bila 1 juri tak memilih, maka adenium itu gugur melaju ke tahap final. Baru pada tahap final semua peserta dinilai secara detail.
Toh, sistem itu disambut baik komunitas adenium di negeri jiran. Bahkan, saat Toh Puan Datin Seri Hajjah Majimor binti Shariff menyerahkan hadiah RM1.300-setara Rp3,5-juta-kepada best in show, tak hanya komunitas adenium yang berbahagia. Siswa Penang Buddhist Free School pun bergembira. Pasalnya, hadiah best in show kontes adenium disumbangkan pada mereka. Susah-payah Tan Chor Chew merawat adenium pun tak sia-sia. Bunga carmello tak hanya mekar di arena kontes, tapi di hati seluruh masyarakat Pulau Penang. (Destika Cahyana)
Source : http://www.trubus-online.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=12&artid=803
Read more!
0
comments
Kontes Akbar Adenium Walikota Cup Kota Tangerang 2007
Selama 24 jam, 5 tim juri yang tergabung di Komite Independen Penjurian Adenium itu dikarantina di sebuah bungalow. Pasca 'pingitan' mereka menilai 245 peserta kontes 24 jam. Kertas kerja penilaian juri diolah komputer selama sehari semalam. Dari kerja tim selama 72 jam ditetapkan 42 tanaman terbaik di ajang kontes adenium terakbar. Mereka mengiringi 'kelahiran' Adenium arabicum batang tunggal yang dinobatkan sebagai grand champion.
Munculnya arabicum setinggi 2 m di arena Kontes Akbar Adenium Walikota Cup Kota Tangerang 2007 itu menggegerkan komunitas adenium di bumi Nusantara. 'Sejak masuk arena, saya telah memprediksi arabicum itu bakal menjadi grand champion. Penampilannya benar-benar mempesona,' kata Eddi Sebayang, hobiis di Tangerang.
Pantas perjalanan pendatang baru dari Yogyakarta itu berjalan mulus. Ia menjadi yang terbaik di kelas arabicum di atas 60 cm setelah menyingkirkan 25 pesaing. Dua saingan terberat arabicum di pot 18 dan 19 asal Surabaya bertekuk lutut dengan selisih 6,1 poin.
Grand championjavascript:void(0)
Mempublikasikan Posting
Usai menang di kelas arabicum besar, koleksi Halley S itu bersaing memperebutkan gelar grand champion. Ia melawan 29 pemenang 1-3 dari 8 kategori. Lagi-lagi arabicum berumur 20 tahun itu tampil menonjol. Ia mengungguli jawara total performance besar yang pernah merengkuh gelar grand champion di Blitar (baca: Blitar 1st National Flora Festival Walikota Cup Bunga Ra Chine Pandok di Tubuh Obesum, hal 126). 'Bunga pemenang Blitar rontok akibat hujan dan perjalanan jauh,' kata Tjandra Ronywidjaja, salah satu juri.
Munculnya arabicum berbatang tunggal sebagai grand champion itu meruntuhkan anggapan caudex arabicum mesti membukit dengan percabangan tegak yang banyak. 'Dulu sosok berbatang tunggal dianggap karakter somalense. Ternyata beberapa arabicum setek tampilan alaminya seperti itu,' kata Aris Budiman, juri kehormatan asal Yogyakarta.
Konon sang jawara itu disetek saat berukuran setelunjuk jari orang dewasa. Artinya, pekebun adenium Thailand telah mempersiapkan perbanyakan setek arabicum dari cabang sejak 25 tahun silam. Itu berbeda dengan kondisi di Indonesia. Cabang-cabang hasil pemangkasan arabicum dibuang percuma.
Unik alami
Lomba bertajuk Kontes Akbar Adenium Walikota Cup Kota Tangerang 2007 itu menjadi tonggak sejarah untuk kelas unik. Dari 245 peserta kontes, tercatat 46 peserta masuk kelas unik alami dan 24 unik kreasi. Artinya kelas unik menyumbangkan 28% peserta. 'Ini luar biasa. Selama ini kontes di Jawa Timur dikenal sebagai gudangnya adenium unik. Ternyata Tangerang mampu menyalipnya,' kata Andy Solviano Fajar, juri asal Solo.
Dari banyaknya peserta di kelas unik itu muncul pula fenomena baru. Banyak peserta di kelas unik alami menghadirkan keunikan asal mutasi. Sebut saja kristata berbentuk kujang dan spiral. Dari sanalah muncul wacana untuk menambah 1 kategori kelas unik: unik mutasi.
Setelah diskusi panjang, 5 juri-Andy Solvinao Fajar, Tjandra Ronywidjaja, Andre Moedjiono, Syah Angkasa, dan Destika Cahyana-sepakat menentukan pemenang. Adenium kristata bertema tanduk rusa mengalahkan saingan terberatnya, tebing. Itu kebalikan dengan kontes adenium di Bumi Serpong Damai November 2006 silam. Tebing menjadi yang terbaik dan tanduk rusa di posisi runner up. Tebing pun menjadi jawara kelas alami di kontes Blitar.
Terbesar
Kontes yang digelar di lapangan parkir Metropolis Town Square itu disebut-sebut sebagai yang terbesar. Itu ditandai dengan jumlah peserta yang mencapai 245 dan nilai hadiah terbesar, Rp25-juta untuk grand champion atau Rp60-juta untuk total hadiah. Peserta pameran pun mendapat doorprize berupa 3 kendaraan roda 2. 'Di dunia belum ada komunitas adenium yang menghadirkan kontes sebesar ini secara kualitas dan kuantitas,' kata Aris Budiman.
Penyelenggaraan yang jor-joran itu bukan tanpa tujuan. Menurut Wahidin Halim, Walikota Tangerang, penyelenggaraan itu menjadi tonggak sejarah bagi pemain-pekebun, pemilik nurseri, dan hobiis-adenium. 'Dari sini kita bertekad untuk mengalahkan Thailand dalam adenium,' paparnya. Itu bukan omong kosong. Empat pengunjung pameran dari Thailand dan Taiwan yang hadir di kontes itu menggeleng-gelengkan kepala menyaksikan adenium yang berasal dari negaranya berkembang luar biasa di Indonesia. (Destika Cahyana)|Source : http://www.trubus-online.com
Read more!
0
comments
Thai Socotranum
Adenium Thai Socotranum, one kind of Thailand's adeniums, is well known by adenium collectors around the world. Thai Socotranums are very attractive because they have unique shape and beautiful forms of compact branches on the top. As the demand of Thai Socotranums is high while it is quite difficult to propagate them for a large quantity, Thai Socotranum is getting rare and far more attractive.
Nowaday, as Thai Socotranum can go along with Bonsai, bonsai collectors also have this thai adenium in their collections .
Read more!
0
comments